Two video clips have surfaced and made rounds on the internet last week showing uniformed men beating and cutting an unidentified Papuan put inside a drum. His identity has later been confirmed as Defianus Kogoya.
On March 25, the Indonesian Military has confirmed the authenticity of the video, and claims to have detained their men involved in the torture. All the while denying the fact that the torture against Kogoya has led to his eventual death.
The military has also admitted to the death of another Papuan they held captive, Warinus Kogoya, who died the same day of the Defianus’ torture. The Indonesian Military speaks too easily about these deaths as if they see these lives as disposable, and as if they’ve become too used to the idea of brutally torturing and killing another human being.
This barbaric act is not an isolated case. For decades the norm has been against respecting the basic rights of West Papuans. This is violence built on racism, hate, and the outright neglect of West Papua’s right to self-determination. These actions by the Indonesian military are beyond enraging. The height of the videos’ mass dissemination coincided with the International Day for the Elimination of Racial Discrimination yet clearly the problem of racism is far from eliminated.
We call on our Network to support the fight for a free West Papua. Help popularize and shed light on the crimes of the Indonesian government against the Papuan people, and demand immediate independent investigation in West Papua allowing journalists, human rights groups and official international visits.
We enjoin the call of the West Papua mass movement, international human rights organizations, supporters, and allies in achieving justice by holding the perpetrators accountable, and ending the impunity in West Papua.
We cannot afford to sit idly by, while our Papuan brothers and sisters are dying in the hands of Indonesian police and military forces.
Colonization thrives in repression, coercion and violence. Encroachment and domination needs brutality to subjugate every West Papuan’s aspiration for real freedom and self-determination. This must end immediately. Although long, arduous, and painful, we believe in the possibility of realizing a genuinely free, safe and peaceful West Papua. # Reference: Merdeka West Papua Support Network Secretariat merdeka.sec@gmail.com
Jaringan Pendukung Papua Barat Merdeka mengutuk pembunuhan brutal dan sadis terhadap Defianus Kogoya, seorang pemuda Papua, oleh militer Indonesia.
Dua klip video muncul dan beredar di internet minggu lalu yang menunjukkan orang-orang berseragam memukuli dan memotong-motong seorang pemuda Papua yang tidak dikenal yang dimasukkan ke dalam drum. Identitasnya kemudian dikonfirmasi sebagai Defianus Kogoya.
Pada tanggal 25 Maret, pihak militer Indonesia telah mengkonfirmasi keaslian video tersebut, dan menyatakan bahwa mereka telah menahan anggotanya yang terlibat dalam penyiksaan tersebut. Sementara itu, mereka menyangkal bahwa penyiksaan terhadap Kogoya telah menyebabkan kematiannya.
Pihak militer juga mengakui kematian seorang warga Papua lainnya yang mereka tawan, Warinus Kogoya, yang meninggal di hari yang sama dengan penyiksaan Defianus. Militer Indonesia terlalu mudah membicarakan kematian-kematian ini seolah-olah mereka menganggap nyawa ini sebagai sesuatu yang bisa dibuang, dan seolah-olah mereka sudah terlalu terbiasa dengan gagasan untuk menyiksa dan membunuh manusia secara brutal.
Tindakan biadab ini bukanlah kasus yang terisolasi. Selama beberapa dekade, norma yang berlaku di Indonesia telah menentang penghormatan terhadap hak-hak dasar orang Papua Barat. Ini adalah kekerasan yang dibangun di atas rasisme, kebencian, dan pengabaian hak Papua Barat untuk menentukan nasib sendiri. Tindakan militer Indonesia ini sungguh keterlaluan. Penyebaran video ini bertepatan dengan Hari Internasional Penghapusan Diskriminasi Rasial, namun jelas bahwa masalah rasisme masih jauh dari selesai.
Kami menyerukan kepada Jaringan kami untuk mendukung perjuangan untuk Papua Barat yang merdeka. Membantu mempopulerkan dan menjelaskan kejahatan pemerintah Indonesia terhadap rakyat Papua, dan menuntut investigasi independen segera di Papua Barat yang mengijinkan jurnalis, kelompok-kelompok hak asasi manusia, dan kunjungan resmi internasional.
Kami menyerukan kepada gerakan massa Papua Barat, organisasi hak asasi manusia internasional, para pendukung, dan sekutu untuk mencapai keadilan dengan meminta pertanggungjawaban para pelaku, dan mengakhiri impunitas di Papua Barat.
Kita tidak bisa berdiam diri, sementara saudara-saudara kita di Papua sekarat di tangan polisi dan militer Indonesia.
Penjajahan tumbuh subur dalam penindasan, pemaksaan dan kekerasan. Perambahan dan dominasi membutuhkan kebrutalan untuk menundukkan setiap aspirasi rakyat West Papua untuk kebebasan dan penentuan nasib sendiri. Ini harus segera diakhiri. Meskipun panjang, sulit, dan menyakitkan, kami percaya pada kemungkinan untuk mewujudkan Papua Barat yang benar-benar merdeka, aman, dan damai. #
Comentarios