top of page
Search
  • Writer's pictureMerdeka Secretariat

In Solidarity with Wet'suwet'en

Updated: Mar 6, 2020


This is a joint statement of the IPMSDL and Merdeka Network for Wet'suwet'en delivered during a solidarity action in front of the Canada House in London, United Kingdom on March 1, 2020. Indonesian translation is available below.



Condemn repression and land dispossession of Indigenous Peoples!


The International Indigenous Peoples Movement for Self-Determination and Liberation (IPMSDL) and the Merdeka West Papua Support Network join Indigenous Peoples advocates and activists in this solidarity action for Wet’suwet’en to register our support to their struggle for land and self-determination.


We condemn the violent arrests of Indigenous activists justly asserting their right over their ancestral lands or their yintah. The attacks against the Indigenous Wet’suwet’en people exposes the Canadian state’s continuing colonial aggression against First Nations. Prime Minister Trudeau’s administration has made their priorities clear - profit for multinational corporations trumps Indigenous Peoples’ rights and sovereignty.


Canada has shed off all pretenses of reconciliation by selling-out Indigenous territories to giant extractives companies Coastal Gaslink – TransCanada, Pacific Trails Pipeline – Chevron, and Northern Gateway Pipeline – Enbridge. Corporations that are also notorious plunderers of natural resources and violators of Indigenous Peoples rights.


Chevron-Texaco in Ecuadorian Amazon dumped billions of gallons of toxic waste into the rainforest, leaving the communities suffering from waves of death and diseases. In Nigeria, the people are still crying for justice from the murder of Indigenous leaders who stood against environmental destruction and the impoverishment of Ogoni people caused by Chevron-Shell. In Minnesota, Enbridge’s pipelines illegally crossed through the Indigenous lands, destroying cultural sites and resources and violating treaty rights with several tribes.


Repression has become the vile tool of States and corporations for land dispossession. Extrajudicial killings and arbitrary arrests are common in the regions of Asia, Africa, and Latin America. The law itself has become a weapon to silence and disable the people’s resistance. In the Philippines and Indonesia, resistance is likened to terrorism and activists are jailed for trumped-up criminal charges. In the case of West Papua, Indonesia criminalizes Indigenous Papuans who oppose the exploitation and occupation of their land and people, tagging them as “separatists”.


The stories of struggle of Wet’suwet’en, West Papua, and all Indigenous Peoples, deserve to be seen and heard by the world. We shall not stand by idly as the discrimination, violence, and abuses against Indigenous Peoples and activists become “normal”, day-to-day issues. The IPMSDL and the Merdeka Network will continue to echo the urgent call for solidarity for Wet’suwet’en and all Indigenous Peoples engaged in the struggle for self-determination.


Our international solidarity shall triumph over the challenges we are facing. Let us continue to persevere in the struggle against exploitation and imperialist reaction until the liberation of all nations and peoples!


Stand strong with Wet’suwet’en!


Long live the struggle for self-determination and liberation!


Long live international solidarity!



Reference:

Beverly Longid, IPMSDL Global Coordinator


Deewa Dela Cruz, Merdeka Network Secretariat

merdeka.sec@gmail.com


---- BAHASA ----



Solidaritas untuk Wet’suwet'en:

Mengecam represi dan perampasan tanah Masyarakat Adat!


International Indigenous Peoples Movement for Self-Determination and Liberation (IPMSDL) dan Merdeka West Papua Support Network bersama advokat dan aktivis masyarakat adat dalam aksi solidaritas bagi Wet'suwet'en untuk menegaskan dukungan kami pada perjuangan mereka untuk tanah dan penentuan nasib sendiri (self-determination).


Kami mengecam penangkapan dengan kekerasan terhadap aktivis masyarakat adat untuk mempertahankan hak mereka atas tanah leluhur atau yintah. Serangan terhadap masyarakat adat Wet'suwet'en menunjukkan Negara Kanada yang meneruskan agresi kolonial terhadap First Nations. Pemerintahan Perdana Menteri Trudeau membuat prioritas mereka yang jelas - keuntungan bagi perusahaan multinasional mengalahkan hak dan kedaulatan masyarakat adat.


Canada telah melepaskan semua kepura-puraan atas rekonsiliasi dengan menjual habis wilayah adat kepada perusahaan ekstraktif raksasa Coastal Gaslink - TransCana, Pacific Trails Pipeline - Chevron, dan Northern Gateway Pipeline - Enbridge. Perusahaan-perusahaan yang juga merupakan penjarah sumber daya alam dan pelanggar hak-hak masyarakat adat.


Chevron-Texaco di Amazon Ekuador membuang miliaran galon limbah beracun ke hutan tropis, membuat masyarakat menderita gelombang kematian dan penyakit. Di Nigeria, masyarakat masih menyerukan untuk keadilan atas pembunuhan para pemimpin adat yang berdiri melawan perusakan lingkungan dan pemiskinan rakyat Ogoni yang disebakan oleh Chevron-Shell. Di Minnesota, jaringan pipa Enbridge dengan ilegal melintasi tanah-tanah adat, merusak situs-situs dan sumber budaya dan melanggar hak-hak perjanjian dengan beberapa suku.


Represi telah menjadi alat yang keji dari negara dan perusahaan untuk perampasan tanah. Pembunuhan diluar proses peradilan dan penangkapan sewenang-wenang menjadi hal yang biasa di wilayah Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Hukum itu sendiri telah menjadi senjata untuk membungkam dan melumpuhkan perlawanan rakyat. Di Filipina dan Indonesia, perlawanan disamakan dengan terorisme dan para aktivis dipenjarakan karena tuduhan kriminal yang palsu. Di kasus Papua Barat, Indonesia mengkriminalisasi masyarakat adat Papua yang menentang eksploitasi dan pendudukan atas tanah dan rakyat mereka, menandai mereka sebagai 'separatis'.


Cerita dari perjuangan Wet'suwet'en, Papua Barat, dan semua masyarakat adat, patut untuk dilihat dan didengar oleh dunia. Kita tidak akan berdiam diri karena diskriminasi, kekerasan, dan pelanggaran terhadap masyarakat adat dan para aktivis menjadi masalah "normal" sehari-hari. IPMSDL dan Merdeka Network akan terus menggemakan untuk seruan mendesak untuk solidaritas bagi Wet'suwet'en dan semua masyarakat adat yang tergabung dalam perjuangan untuk menentukan nasib sendiri (right to self-determination).


Solidaritas Internasional kita akan menang atas tantangan yang kita hadapi. Ayo lanjutkan dan bertahan dalam perjuangan melawan eksploitasi dan reaksi imperialis hingga pembebasan untuk semua bangsa dan rakyat!


Berdiri teguh bersama Wet’suweten!


Hidup perjuangan untuk menentukan nasib sendiri dan pembebasan!


Panjang umur solidaritas internasional!


Reference:

Beverly Longid, IPMSDL Global Coordinator


Deewa Dela Cruz, Merdeka Network Secretariat

merdeka.sec@gmail.com


bottom of page