Solidarity
Gallery
Galeri
Solidaritas
Free West Papua:
A Stolen Generation
Papua Merdeka: Generasi Yang Dicuri
Katja Phutaraksa Neef, 2018
New Zealand, Oceania
Selandia Baru, Oseania
Description / Keterangan
The artwork 'Free West Papua: A Stolen Generation' represents the thousands of West Papuan children taken by Indonesian authorities and the army to be 're-educated', converted, and taken away from their families in an attempt to erase their cultural heritage and identity. The 'Indonesianization' of West Papua and its children forces cultural imperialism and colonization over a people and nation fighting for independence and freedom from oppression.
Karya seni ‘West Papua Bebas: Geberasi Yang Dicuri’ mewakili ribuan anak kecil di West Papua yang diambil oleh pihak berwajib Indonesia dan tentara untuk dididik kembali, diubah, dan diambil dari keluarga mereka dalam upaya untuk menghapus warisan budaya dan identitas mereka. Indonesianisasi West Papua dan anak-anaknya memaksakan budaya imperialisme dan kolonialisasi atas rakyat dan bangsa yang berjuang untuk kemerdekaan dan kebebasan dari penindasan.
Artist / Artis
Katja Phutaraksa Neef
Year / Tahun
2018
Location / Lokasi
New Zealand, Oceania
Selandia Baru, Oseania
Medium / Media
Charcoal on wood
Arang di atas kayu
Support / Mendukung
-
Artist profile / Profil artis
"My interests are in issues concerning institutionalized racism, criticisms of ethnography and misrepresentations, environmental issues, structural violence, post-disaster recovery, migration, climate change, land exploitation and dispossession, conflicts and social justice, intersectional feminism, refugees, indigenous and marginalized communities. Aside from academic writing, I also use journalistic mediums to convey political messages to a broader audience through art."
"Ketertarikan saya adalah pada isu-isu rasisme yang dilembagakan, kritik terhadap etnografi dan representasi yang keliru, isu-isu lingkungan, kekerasan struktural, pemulihan pasca bencana, migrasi, perubahan iklim, pengungsi, masyarakat adat dan masyarakat terpinggirkan. Selain tulisan akademis, saya juga menggunakan media jurnalistik untuk menyampaikan pesan politik kepada khalayak yang lebih luas melalui seni."